Selasa, 17 November 2015

Masalah Generasi Muda tentang Tawuran


 
 Gambar pelajar sedang tawuran | Sumber www.kompasiana.com
Assalamu’alaikum.wr.wb
Salam Sejahtera,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT  yang telah memberikan limpahan berkat kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan TUGAS  ini yang berjudul Tawuran Di Kalangan Generasi Muda
Apa itu Tawuran ?
 
 Gambar pelajar sedang tawuran | Sumber www.kompasiana.com


Dalam kamus Bahasa Indonesia “tawuran” dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang.Sedangkan “Pelajar” adalah seorang manusia yang belajar.Sehingga Pengertian Tawuran Pelajar adalah Perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar. Jadi Tawuran secara luas adalah tindakan agresi(perkelahian) yang dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya yang dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan/menyakiti orang lain bahkan merusak.

Apa penyebab terjadinya tawuran ? 

Perilaku tawuran yang dilakukan oleh generasi muda tidak mungkin terjadi secara tiba-tiba pasti ada akar permasalahan atau sebabnya.Maka adapun faktor-faktor umum penyebabnya antara lain :
  • ·         Menurut penelitian yang dilakukan oleh A.Christakis,MD,MPH dan Frederick Zimmerman,Phd menyimpulkan bahwa perilaku agresif yang dilakukan generasi muda sangat berhubungan dengan kebiasaannya dalam menonton tayangan televisi. Kalau berdasarkan penelitian yang ada maka sudah sangat wajar kalau banyak pelajar yang melakukan tawuran karena ini berbanding dengan banyaknya tayangan televisis yang menayangkan tindakan kekerasan(tawuran).Fakta yang terjadi bahwa generasi muda disajikan dengan tontonan tentang kekerasan sehingga bisa saja timbul pemikiran untuk meniru dan juga timbul pemikiran bahwa siapa yang kuat dia yang menang.
  • ·         Buruknya Lingkungan sosial sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang . Sehingga apabila seseorang tinggal dilingkungan yang sehat maka tingkah lakunya pun akan baik sebaliknya apabila lingkungannya tidak mendukung dan banyak pelaku penyimpangan maka secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan tingkah laku individu ataupun kelompok.
  • ·         Kurangnya perhatian dari orang-orang di sekita mereka seperti orang tua,guru membuat mereka bebas dan bisa melakukan segala hal sesuka hati mereka.
  • ·         Faktor ekonomi yang pas-pasan bahkan cenderung kurang juga menjadi penyebab.Mereka bisa melampiaskan segala ketidakberdayaannya itu lewat aksi tawuran atau perkelahian .Mereka tidak ingin dianggap rendah mereka ingin menunjukan eksistensinya atau keberadaan mereka ditengah orang-orang disekelilingnya.
  • ·         Ketidak stabilan emosi para generasi muda yang cebderung mudah marah,egois bisa menyebabkan frustasi,sulit mengendalikan diri dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar bisa mendorong mereka melakukan aksi tawuran.Dimasyarakat,khususnya dikalangan generasi muda seolah-olah berlaku pemeo “senggol-bacok”.Menunjukan bahwa emosi seorang remaja masih belum stabil mudah tersinggung sehingga mengundang pihak lawan.
  • ·         Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada sejarah penyebab pelajar tersebut bermusuhan.Sehingga,pada suatu waktu akan ada moment dimana masalah antara kedua belah pihak tidak bisa dibendung lagi sehingga terjadilah aksi tawuran tersebut.
Adakah dampak dari tawuran yang merugikan diri sendiri dan orang lain ?

Aksi tawuran tentu menimbulkan berbagai macam dampak yang tentunya merugikan diri sendiri maupun orang lain diantaranya:
  • Kerugian Fisik
  • Pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban.Baik itu cedera ringan maupun cedera berat bahkan bisa saja sampi mengakibatkan kematian.
  • Tawuran mengakibatkan dendam yang berkepanjangan bagi para pelaku yang terlibat didalmnya sehingga di lain waktu kejadian yang sama bisa terulang kembali.

  • Proses belajar mengajar menjadi tidak efektif karena bisa saja mereka melakukan tawuran pada jam sekolah sehingga mengakibatkan mereka sampai bolos.Tentu akan menggagu prose belajar-mengajar.
  • Hilangnya perasaan peka,toleransi,tenggang rasa dan saling menghargai antar sesama generasi muda.Mereka lebih mementigkan pribadi masing-masing dan ingin lebih baik dari pada kelompok lain dalam segala hal.
  • Remaja yang melakukan tawuran tentu lebih senang melakukan hal-hal yang negatif dari pada hal yang positif sehingga menurunya moralitas generasi muda.Peran moral sudah tidak ada lagi melainkan peran kepentngan yang lebih dominan.
Potensi di dalam diri kita dalam membantu memecahkan masalah generasi muda tersebut
Para generasi muda sekarang harus dapat menyikapi perkembangan yang terjadi di dunia, selalu mengambil sisi positif, dan meninggalkan sisi negatifnya. Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun Negara Indonesia yang mandiri, bersatu dan damai walaupun berbeda agama, suku, dan budaya, dapat berpikir Rasional, Demokratis, dan Kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di Negara kita. Dengan cara cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan persaudaraan antar agama, ras atau suku bagi semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi perpecahan ataupun perselisihan antar bangsa Indonesia. Kecintaan bangsa kepada Negara harus semakin erat dan semakin tinggi rasa bangga yang tertanam pada jiwa-jiwa bangsa Indonesia terhadap negara sendiri. Walaupun masih ada beberapa pemuda yang tidak memiliki rasa tersebut dan cenderung tidak lebih mencintai Negaranya sendiri tapi sekarang saatnya pemuda dan mahasiswa harus memiliki jiwa bangga dan cinta menjadi warga Indonesia, yang dapat di eksplore ke Negara-negara lain. Bukan hanya dalam bentuk demo yang berujung anarkis dan perusakan infastruktur atau hal-hal yang merusak citra bangsa Indonesia. Namun dibuktikan dengan hal-hal yang positif dan nyata bahwa negara Indonesia adalah negara cinta damai, terpelajar, dan Negara maju. Karena mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa, baik sebagai pelopor, penggerak bahkan sebagai pengambil keputusan. Mahasiswa itu mempunyai pemikiran yang kritis terhadap masalah yang ada disekitar, mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat, dan bisa juga memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Banyak aktivitas yang positif yang dapat kita lakukan sebagai anak muda, dengan cara berolahraga, mengikuti Ekstrakurikuler yang ada di sekolahnya masing-masing. Banyak sekali manfaat yang didapat dengan mengikuti Ekstrakurikuler yang ada disekolah masing-masing. Anak muda yang kreatif dapat membantu masyarakat, contohnya generasi muda yang telah membuat penyaring udara, teknologi yang dibuat oleh generasi bangsa ini sangat berguna bagi saudara kita yang sedang mengalami asap di daerah Sumatera. Karena jika bukan kita generasi muda yang berusaha, maka siapa lagi? Saya termasuk generasi muda, potensi yang saya miliki ada di bidang musik yaitu memainkan alat MARCHING BAND. Dengan potensi yang saya miliki saya mengembangkannya lagi dengan memasuki TIM MARCHING BAND yaitu ART SHYMPHONI salah satu Organisasi di sekolah SMK NASIONAL. Dengan potensi ini saya sudah mengikuti beberapa event di dalam sekolah dan di luar sekolah bersama ART SHYMPHONI, contohnya seperti pembukaan lomba paskibra di dalam sekolah. Banyak sekali manfaat yang di dapat pada saat mengikuti Organisasi di sekolah yaitu meningkatkan kedisiplinan individu, mengembangkan dan melatih kepribadian menjadi lebih dewasa, Dan dituntut untuk belajar memimpin serta dipimpin karna dalam organisasi ini setiap anggota nya mempunyai tanggung jawab masing-masing.


Peranan Kita Terhadap Masalah Tersebut

Tawuran antar pelajar yang menjadi salah satu masalah sosial merupakan tindakan anarkis yang dilakukan oleh dTa kelompok dalam bentuk perkelahian masal di tempat umum sehingga menimbulkan keributan dan rasa ketakutan (teror) pada warga masyarakat yang ada di sekitar tempat kejadian.
Tawuran pelajar biasanya terjadi karena berbagai hal, yaitu seperti : Kultur atau kebiasaan pelajar sekolah dari dulu, Saling pelotot-pelototan antar pelajar sekolah, Saling ejek antar pelajar, Ingin balas dendam karena ada yang diganggu temannya, Keributan imbas dari suatu pertandingan atau perlombaan,  dan lain sebagainya. Tawuran pelajar yang sudah menjadi budaya akan sulit diberantas karena pelajar yang bermasalah akan menjadi provokator tawuran dan memaksa teman-temannya serta adik kelas untuk ikut ambil bagian dalam tawuran antar pelajar. Bagi yang tidak ikut tawuran biasanya akan menerima “sanksi sosial“ seperti dimusuhi, dikerjai, dimaki-maki, diejek, difitnah, bahkan bisa diperlakukan kasar dari para pelajar nakal.
Untuk itu sebenarnya ada beberapa hal yang bisa dijadikan tolok ukur upaya dalam mencegah, dan bahkan menyelesaikan permasalahan tawuran ini dengan berbagai cara termasuk berbagi peran secara bertanggung jawab.
1. Keteladanan Keluarga
Keluarga merupakan unsur utama dalam menanamkan nilai-nilai luhur, keteladanan orangtualah yang menjadi kunci dalam menerapkan contoh prilaku yang baik. Memberikan perhatian lebih, menanamkan kepercayaan, memberikan reward (Penghargaan) atas apa saja karya atau hasil anak yang diraih. Menerapkan peraturan yang mencerminkan kedisiplinan yang tegas seperti Aturan jam belajar, pulang sekolah, main dan sebagainya, serta yang lebih penting adalah membangun komunikasi yang baik dengan pihak sekolah tentang perkembangan anak dalam mengikuti aktivitas pembelajaran. Hal tersebut dirasa sangatlah penting dilakukan oleh setiap orang tua dalam rangka mencegah secara dini penyimpangan-penyimpangan prilaku anak.
2. Peran Sekolah
Sekolah yang selama ini dituding sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas berbagai aksi prilaku menyimpang para pelajar, ternyata merupakan tempat penanaman nilai selanjutnya setelah keluarga. Hal ini berdasar pada keterbatasan waktu anak disekolah yang hanya berada rata-rata 6 sampai 7 jam perhari disekolah,  waktu tersebut sangatlah sedikit dibandingkan waktu yang lebih banyak di luar sekolah. Tugas dalam memainkan peranan ini bukan hanya menjadi tanggungjawab Kepala sekolah ataupun Wakasek Kesiswaan saja, melainkan harus menjadi tanggungjawab bersama warga Sekolah termasuk semua Guru, Komite Sekolah serta warga yang berada disekitar sekolah. Upaya yang bisa di terapkan disekolah diantaranya :
  • Membuat Peraturan Sekolah Yang Tegas
Bagi siswa atau pelajar yang terlibat dalam tawuran harus dikeluarkan dari sekolah, tidak mengenal istilah diskriminasi, siapapun orangnya termasuk misalnya anak guru, anak Pejabat ataupun Tokoh yang berpengaruh, apabila anaknya terlibat harus bisa menerima aturan ini, tentunya setelah melalui berbagai proses yang bisa dipertanggungjawabkan.
  • Memberikan Pendidikan Anti Tawuran
Pelajar diberikan pemahaman tentang tata cara Mengantisipasi penyebab tawuran dengan melakukan pendekatan persuasif tanpa kekerasan. Sekolah memberikan contoh untuk selalu berperilaku sopan, Sekolah melibatkan OSIS untuk melaporkan rencana pelajar-pelajar yang terindikasi merencanakan penyerangan terhadap pelajar sekolah lain untuk bahan langkah-langkah selanjutnya yang harus ditempuh. Jika sekolah diserang, maka pihak sekolah senantiasa menerapkan nilai “mengalah untuk menang” dan tidak melakukan serangan balasan.
  • Mendeteksi dan menangani Pelajar Berotak Kriminal
Setiap pelajar tentunya memiliki sifat dan bawaan masing-masing. Hal tersebut dikarenakan berbedanya Tipologi Siswa baik ditinjau dari latar belakang Historis, Sosiologis maupun Ekonomi.  Ada yang baik, yang biasa-biasa saja dan ada yang kriminil. Melakukan pendataan dan identifikasi dari awal tentang latar belakang siswa tentunya langkah yang bijak dalam rangka pendeteksian dini karakter siswa disekolah. Hal ini menjadi penting guna bahan yang dipersiapkan dalam penanganan selanjutnya apabila ditemukan bibit-bibit pelajar yang memang berpotensi memiliki perilaku yang menyimpang. Bidang Kesiswaan dan Bimbingan Konseling disini dituntut untuk memainkan perannya secara lebih intensif.
  • Menjalin Komunikasi dan Kerjasama Pelajar Antar Sekolah
Selama ini siswa belajar hanya berada dilingkungan sekolahnya saja, sehingga siswa tidak saling kenal dengan siswa lain yang berbeda sekolah. Adanya kegiatan belajar gabungan, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri bersama antar sekolah yang berdekatan secara geografis merupakan langkah yang baik jika diterapkan. Dengan saling kenal karena sering bertemu dan berinteraksinya siswa, maka jika terjadi masalah dan gesekan antar siswa tidak akan bermuara pada tawuran pelajar, namun diselesaikan dengan cara baik-baik.
  • Membuat Program Ekstrakurikuler Tawuran
Mencoba membuat program ekstra kurikuler konsep baru bertema Tawuran, namun tawuran pelajar yang mendidik, misalnya tawuran ilmu, tawuran olahraga, tawuran otak, tawuran dakwah, tawuran cinta, dan lain sebagainya yang bersifat positif, bisa jadi menjadi program alternatif yang bisa digalakan oleh sekolah. Tawuran-tawuran ini sebaiknya bukan bersifat kompetisi, tetapi bersifat saling mengisi dan bekerjasama sehingga bisa bergabung dengan ekskul yang sama di sekolah lain.
3. Peran Lingkungan Sosial
Tempat dimana para pelajar menghabiskan waktunya lebih banyak biasanya ada pada lingkungan sosial. Tumbuh kembangnya jati diri para pelajar pun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya. Untuk itu diperlukan suasana dan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan interaksi sosial para pelajar. Peranan Tokoh-Tokoh masyarakat dalam lingkungan sosial para pelajar menjadi sangat sentral dan dibutuhkan dalam memainkan perannya sebagai pihak selanjutnya dalam upaya mencegah prilaku menyimpang para pelajar. Tokoh – Tokoh masyarakat ini antara Lain bisa meliputi : Pemuka Agama (Ustad, Kiai, pendeta, dll), Tokoh Pemuda, Tokoh Politik, Tokoh Wanita, pengusaha dan lain sebagainya. Adanya Pengajian Rutin atau siraman Rohani keliling, Kegiatan-kegiatan sosialKompetisi Olahraga, Festival seni dan musik atau apapun kegiatan yang bersifat Konstruktif, merupakan contoh aktivitas yang bisa diterapkan oleh para tokoh masyarakat dalam upayanya membantu, mencegah dan menyelesaikan permasalahan sosial ini.
4. Kebijakan Pemerintah
Berbicara masalah kebijakan pemerintah, kiranya penulis tidak akan terlalu menaruh porsi terlalu banyak, artinya cukup hanya memberikan pandangan saja tentang program pemerintah yang dulu sebetulnya sangat baik dan masih layak dipertahankan. Program Penataran P4 yang sekarang sudah “tiada” agaknya layak untuk diajukan dan digalakan kembali ditengah-tengah Terjadinya berbagai prilaku menyimpang akibat akumulasi dari Hilangnya karakter bangsa saat sekarang ini. Walaupun mungkin sebagian masayarakat menilai bahwa Penataran P4 sebagai kebijakan yang kental indoktrinatif dan bernuansa Orde Baru, namun jika memang Doktrin tersebut mengarah kepada pembentukan dan penguatan karakter bangsa, tidak ada salahnya jika Program tersebut muncul dan digalakan kembali. Bukankah bangsa yang kuat, beradab dan bermartabat adalah bangsa yang mampu mengamalkan Ideologi, Dasar negara serta pandangan hidup bangsanya dalam kehidupan sehari-hari? Butir-butir Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Bangsa yang terdapat dalam P4 menjadi nilai-nilai yang akan menjawabnya jika memang dilaksanakan secara utuh dan konsekwen, tinggal sekarang bagaimana kemauan politik Pemerintah (Political Will) dalam “mengelaborasi” nilai-nilai luhur bangsa ini untuk di integrasikan dengan berbagai aspek kehidupan bangsa. Dan yang lebih penting tentunya adalah bagaimana kemampuan bangsa ini menyikapinya secara arif.
Dengan berbagai terobosan-terobosan baru dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sosial yang melanda negeri ini pada umumya dan menanggulangi tawuran pelajar antar sekolah pada khususnya sudah barang tentu bukan pekerjaan yang mudah, tidak cukup hanya melontarkan pendapat, asumsi, dan teori saja, apalagi saling melempar tanggung jawab. Yang dibutuhkan sekarang oleh Bangsa ini adalah aksi psikomotorik secara terpadu dari seluruh komponen bangsa dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur bagi generasi berikutnya secara nyata, terasa dan tentunya bersahaja. Jika tidak, maka Fenomena “Geleng-geleng kepala” akan terus ada dan terlihat setiap saat di tengah-tengah masyarakat kita.

SUMBER :
http://stoptauranpelajar.blogspot.co.id/2013/04/berbagi-peran-dalam-upaya-menyelesaikan.html
www.definitawuran.com