Gambar pelajar sedang tawuran | Sumber www.kompasiana.com
Assalamu’alaikum.wr.wb
Salam Sejahtera,
Apa itu Tawuran ?
Gambar pelajar sedang tawuran | Sumber www.kompasiana.com
Dalam kamus
Bahasa Indonesia “tawuran” dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi
banyak orang.Sedangkan “Pelajar” adalah seorang manusia yang belajar.Sehingga
Pengertian Tawuran Pelajar adalah Perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok
orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar. Jadi Tawuran secara luas adalah
tindakan agresi(perkelahian) yang dilakukan oleh suatu kelompok terhadap
kelompok lainnya yang dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan/menyakiti orang
lain bahkan merusak.
Apa penyebab terjadinya tawuran ?
Perilaku tawuran yang dilakukan oleh
generasi muda tidak mungkin terjadi secara tiba-tiba pasti ada akar
permasalahan atau sebabnya.Maka adapun faktor-faktor umum penyebabnya antara
lain :
- · Menurut penelitian yang dilakukan oleh A.Christakis,MD,MPH dan Frederick Zimmerman,Phd menyimpulkan bahwa perilaku agresif yang dilakukan generasi muda sangat berhubungan dengan kebiasaannya dalam menonton tayangan televisi. Kalau berdasarkan penelitian yang ada maka sudah sangat wajar kalau banyak pelajar yang melakukan tawuran karena ini berbanding dengan banyaknya tayangan televisis yang menayangkan tindakan kekerasan(tawuran).Fakta yang terjadi bahwa generasi muda disajikan dengan tontonan tentang kekerasan sehingga bisa saja timbul pemikiran untuk meniru dan juga timbul pemikiran bahwa siapa yang kuat dia yang menang.
- · Buruknya Lingkungan sosial sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang . Sehingga apabila seseorang tinggal dilingkungan yang sehat maka tingkah lakunya pun akan baik sebaliknya apabila lingkungannya tidak mendukung dan banyak pelaku penyimpangan maka secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan tingkah laku individu ataupun kelompok.
- · Kurangnya perhatian dari orang-orang di sekita mereka seperti orang tua,guru membuat mereka bebas dan bisa melakukan segala hal sesuka hati mereka.
- · Faktor ekonomi yang pas-pasan bahkan cenderung kurang juga menjadi penyebab.Mereka bisa melampiaskan segala ketidakberdayaannya itu lewat aksi tawuran atau perkelahian .Mereka tidak ingin dianggap rendah mereka ingin menunjukan eksistensinya atau keberadaan mereka ditengah orang-orang disekelilingnya.
- · Ketidak stabilan emosi para generasi muda yang cebderung mudah marah,egois bisa menyebabkan frustasi,sulit mengendalikan diri dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar bisa mendorong mereka melakukan aksi tawuran.Dimasyarakat,khususnya dikalangan generasi muda seolah-olah berlaku pemeo “senggol-bacok”.Menunjukan bahwa emosi seorang remaja masih belum stabil mudah tersinggung sehingga mengundang pihak lawan.
- · Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada sejarah penyebab pelajar tersebut bermusuhan.Sehingga,pada suatu waktu akan ada moment dimana masalah antara kedua belah pihak tidak bisa dibendung lagi sehingga terjadilah aksi tawuran tersebut.
Aksi tawuran
tentu menimbulkan berbagai macam dampak yang tentunya merugikan diri sendiri
maupun orang lain diantaranya:
- Kerugian Fisik
- Pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban.Baik itu cedera ringan maupun cedera berat bahkan bisa saja sampi mengakibatkan kematian.
- Tawuran mengakibatkan dendam yang berkepanjangan bagi para pelaku yang terlibat didalmnya sehingga di lain waktu kejadian yang sama bisa terulang kembali.
- Proses belajar mengajar menjadi tidak efektif karena bisa saja mereka melakukan tawuran pada jam sekolah sehingga mengakibatkan mereka sampai bolos.Tentu akan menggagu prose belajar-mengajar.
- Hilangnya perasaan peka,toleransi,tenggang rasa dan saling menghargai antar sesama generasi muda.Mereka lebih mementigkan pribadi masing-masing dan ingin lebih baik dari pada kelompok lain dalam segala hal.
- Remaja yang melakukan tawuran tentu lebih senang melakukan hal-hal yang negatif dari pada hal yang positif sehingga menurunya moralitas generasi muda.Peran moral sudah tidak ada lagi melainkan peran kepentngan yang lebih dominan.
Potensi di dalam diri kita dalam membantu memecahkan masalah generasi muda tersebut
Banyak aktivitas yang positif yang dapat kita lakukan sebagai anak muda, dengan cara berolahraga, mengikuti Ekstrakurikuler yang ada di sekolahnya masing-masing. Banyak sekali manfaat yang didapat dengan mengikuti Ekstrakurikuler yang ada disekolah masing-masing. Anak muda yang kreatif dapat membantu masyarakat, contohnya generasi muda yang telah membuat penyaring udara, teknologi yang dibuat oleh generasi bangsa ini sangat berguna bagi saudara kita yang sedang mengalami asap di daerah Sumatera. Karena jika bukan kita generasi muda yang berusaha, maka siapa lagi? Saya termasuk generasi muda, potensi yang saya miliki ada di bidang musik yaitu memainkan alat MARCHING BAND. Dengan potensi yang saya miliki saya mengembangkannya lagi dengan memasuki TIM MARCHING BAND yaitu ART SHYMPHONI salah satu Organisasi di sekolah SMK NASIONAL. Dengan potensi ini saya sudah mengikuti beberapa event di dalam sekolah dan di luar sekolah bersama ART SHYMPHONI, contohnya seperti pembukaan lomba paskibra di dalam sekolah. Banyak sekali manfaat yang di dapat pada saat mengikuti Organisasi di sekolah yaitu meningkatkan kedisiplinan individu, mengembangkan dan melatih kepribadian menjadi lebih dewasa, Dan dituntut untuk belajar memimpin serta dipimpin karna dalam organisasi ini setiap anggota nya mempunyai tanggung jawab masing-masing.
Peranan Kita Terhadap Masalah Tersebut
Tawuran antar pelajar yang menjadi salah satu masalah sosial merupakan tindakan anarkis yang dilakukan oleh dTa kelompok dalam bentuk perkelahian masal di tempat umum sehingga menimbulkan keributan dan rasa ketakutan (teror) pada warga masyarakat yang ada di sekitar tempat kejadian.
Tawuran pelajar biasanya terjadi karena berbagai hal,
yaitu seperti : Kultur atau kebiasaan pelajar sekolah dari dulu, Saling
pelotot-pelototan antar pelajar sekolah, Saling ejek antar pelajar, Ingin balas
dendam karena ada yang diganggu temannya, Keributan imbas dari suatu
pertandingan atau perlombaan, dan lain sebagainya. Tawuran pelajar yang
sudah menjadi budaya akan sulit diberantas karena pelajar yang bermasalah akan
menjadi provokator tawuran dan memaksa teman-temannya serta adik kelas untuk
ikut ambil bagian dalam tawuran antar pelajar. Bagi yang tidak ikut tawuran
biasanya akan menerima “sanksi sosial“ seperti dimusuhi, dikerjai, dimaki-maki,
diejek, difitnah, bahkan bisa diperlakukan kasar dari para pelajar nakal.
Untuk itu sebenarnya ada beberapa hal yang bisa
dijadikan tolok ukur upaya dalam mencegah, dan bahkan menyelesaikan
permasalahan tawuran ini dengan berbagai cara termasuk berbagi peran secara
bertanggung jawab.
1. Keteladanan
Keluarga
Keluarga merupakan unsur utama dalam menanamkan
nilai-nilai luhur, keteladanan orangtualah yang menjadi kunci dalam menerapkan
contoh prilaku yang baik. Memberikan perhatian lebih, menanamkan kepercayaan,
memberikan reward (Penghargaan)
atas apa saja karya atau hasil anak yang diraih. Menerapkan peraturan yang
mencerminkan kedisiplinan yang tegas seperti Aturan jam belajar, pulang
sekolah, main dan sebagainya, serta yang lebih penting adalah membangun
komunikasi yang baik dengan pihak sekolah tentang perkembangan anak dalam
mengikuti aktivitas pembelajaran. Hal tersebut dirasa sangatlah penting
dilakukan oleh setiap orang tua dalam rangka mencegah secara dini
penyimpangan-penyimpangan prilaku anak.
2. Peran
Sekolah
Sekolah yang selama ini dituding sebagai pihak yang
paling bertanggungjawab atas berbagai aksi prilaku menyimpang para pelajar,
ternyata merupakan tempat penanaman nilai selanjutnya setelah keluarga. Hal ini
berdasar pada keterbatasan waktu anak disekolah yang hanya berada rata-rata 6
sampai 7 jam perhari disekolah, waktu tersebut sangatlah sedikit
dibandingkan waktu yang lebih banyak di luar sekolah. Tugas dalam memainkan
peranan ini bukan hanya menjadi tanggungjawab Kepala sekolah ataupun Wakasek
Kesiswaan saja, melainkan harus menjadi tanggungjawab bersama warga Sekolah
termasuk semua Guru, Komite Sekolah serta warga yang berada disekitar sekolah.
Upaya yang bisa di terapkan disekolah diantaranya :
- Membuat Peraturan Sekolah Yang Tegas
Bagi siswa atau pelajar yang terlibat dalam tawuran
harus dikeluarkan dari sekolah, tidak mengenal istilah diskriminasi, siapapun
orangnya termasuk misalnya anak guru, anak Pejabat ataupun Tokoh yang
berpengaruh, apabila anaknya terlibat harus bisa menerima aturan ini, tentunya
setelah melalui berbagai proses yang bisa dipertanggungjawabkan.
- Memberikan Pendidikan Anti Tawuran
Pelajar diberikan pemahaman tentang tata cara
Mengantisipasi penyebab tawuran dengan melakukan pendekatan persuasif tanpa
kekerasan. Sekolah memberikan contoh untuk selalu berperilaku sopan, Sekolah
melibatkan OSIS untuk melaporkan rencana pelajar-pelajar yang terindikasi
merencanakan penyerangan terhadap pelajar sekolah lain untuk bahan
langkah-langkah selanjutnya yang harus ditempuh. Jika sekolah diserang, maka
pihak sekolah senantiasa menerapkan nilai “mengalah untuk menang” dan tidak
melakukan serangan balasan.
- Mendeteksi dan menangani Pelajar Berotak Kriminal
Setiap pelajar tentunya memiliki sifat dan bawaan
masing-masing. Hal tersebut dikarenakan berbedanya Tipologi Siswa
baik ditinjau dari latar belakang Historis, Sosiologis maupun Ekonomi.
Ada yang baik, yang biasa-biasa saja dan ada yang kriminil. Melakukan pendataan
dan identifikasi dari awal tentang latar belakang siswa tentunya langkah yang
bijak dalam rangka pendeteksian dini karakter siswa disekolah. Hal ini menjadi
penting guna bahan yang dipersiapkan dalam penanganan selanjutnya apabila
ditemukan bibit-bibit pelajar yang memang berpotensi memiliki perilaku yang
menyimpang. Bidang Kesiswaan dan Bimbingan Konseling disini dituntut untuk
memainkan perannya secara lebih intensif.
- Menjalin Komunikasi dan Kerjasama Pelajar Antar Sekolah
Selama ini siswa belajar hanya berada dilingkungan
sekolahnya saja, sehingga siswa tidak saling kenal dengan siswa lain yang
berbeda sekolah. Adanya kegiatan belajar gabungan, kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler dan pengembangan diri bersama antar sekolah yang berdekatan
secara geografis merupakan langkah yang baik jika diterapkan. Dengan saling
kenal karena sering bertemu dan berinteraksinya siswa, maka jika terjadi
masalah dan gesekan antar siswa tidak akan bermuara pada tawuran pelajar, namun
diselesaikan dengan cara baik-baik.
- Membuat Program Ekstrakurikuler Tawuran
Mencoba membuat program ekstra kurikuler konsep baru
bertema Tawuran, namun tawuran pelajar yang mendidik, misalnya tawuran ilmu,
tawuran olahraga, tawuran otak, tawuran dakwah, tawuran cinta, dan lain
sebagainya yang bersifat positif, bisa jadi menjadi program alternatif yang
bisa digalakan oleh sekolah. Tawuran-tawuran ini sebaiknya bukan bersifat
kompetisi, tetapi bersifat saling mengisi dan bekerjasama sehingga bisa
bergabung dengan ekskul yang sama di sekolah lain.
3. Peran
Lingkungan Sosial
Tempat dimana para pelajar menghabiskan waktunya lebih
banyak biasanya ada pada lingkungan sosial. Tumbuh kembangnya jati diri para
pelajar pun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya. Untuk itu
diperlukan suasana dan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan interaksi
sosial para pelajar. Peranan Tokoh-Tokoh masyarakat dalam lingkungan sosial
para pelajar menjadi sangat sentral dan
dibutuhkan dalam memainkan perannya sebagai pihak selanjutnya dalam upaya
mencegah prilaku menyimpang para pelajar. Tokoh – Tokoh masyarakat ini antara
Lain bisa meliputi : Pemuka Agama (Ustad, Kiai, pendeta, dll), Tokoh Pemuda,
Tokoh Politik, Tokoh Wanita, pengusaha dan lain sebagainya. Adanya Pengajian
Rutin atau siraman Rohani keliling, Kegiatan-kegiatan sosial, Kompetisi Olahraga, Festival
seni dan musik atau apapun kegiatan yang bersifat Konstruktif, merupakan contoh aktivitas yang
bisa diterapkan oleh para tokoh masyarakat dalam upayanya membantu, mencegah
dan menyelesaikan permasalahan sosial ini.
4. Kebijakan
Pemerintah
Berbicara masalah kebijakan pemerintah, kiranya
penulis tidak akan terlalu menaruh porsi terlalu banyak, artinya cukup hanya
memberikan pandangan saja tentang program pemerintah yang dulu sebetulnya
sangat baik dan masih layak dipertahankan. Program Penataran P4 yang sekarang
sudah “tiada” agaknya layak untuk diajukan dan digalakan kembali
ditengah-tengah Terjadinya berbagai prilaku menyimpang akibat akumulasi dari
Hilangnya karakter bangsa saat sekarang ini. Walaupun mungkin sebagian
masayarakat menilai bahwa Penataran P4 sebagai kebijakan yang kental
indoktrinatif dan bernuansa Orde Baru, namun jika memang Doktrin tersebut
mengarah kepada pembentukan dan penguatan karakter bangsa, tidak ada salahnya
jika Program tersebut muncul dan digalakan kembali. Bukankah bangsa yang kuat,
beradab dan bermartabat adalah bangsa yang mampu mengamalkan Ideologi, Dasar
negara serta pandangan hidup bangsanya dalam kehidupan sehari-hari? Butir-butir
Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Bangsa yang terdapat dalam P4
menjadi nilai-nilai yang akan menjawabnya jika memang dilaksanakan secara utuh
dan konsekwen, tinggal sekarang bagaimana kemauan politik Pemerintah (Political Will)
dalam “mengelaborasi” nilai-nilai luhur bangsa ini untuk di integrasikan dengan
berbagai aspek kehidupan bangsa. Dan yang lebih penting tentunya adalah
bagaimana kemampuan bangsa ini menyikapinya secara arif.
Dengan berbagai terobosan-terobosan baru dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan sosial yang melanda negeri ini pada umumya
dan menanggulangi tawuran pelajar antar sekolah pada khususnya sudah barang
tentu bukan pekerjaan yang mudah, tidak cukup hanya melontarkan pendapat,
asumsi, dan teori saja, apalagi saling melempar tanggung jawab. Yang dibutuhkan
sekarang oleh Bangsa ini adalah aksi psikomotorik secara terpadu dari seluruh komponen
bangsa dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur bagi generasi berikutnya
secara nyata, terasa dan tentunya bersahaja. Jika tidak, maka Fenomena
“Geleng-geleng kepala” akan terus ada dan terlihat setiap saat di tengah-tengah
masyarakat kita.
SUMBER :
http://stoptauranpelajar.blogspot.co.id/2013/04/berbagi-peran-dalam-upaya-menyelesaikan.html
www.definitawuran.com